Ilmuwan telah mengidentifikasi bahwa gen cacat kemungkinan dapat
mengakibatkan mengapa seseorang lebih mudah terserang flu dibandingkan
orang lain.
Dalam jurnal medis Nature, para ilmuwan menulis bahwa varian
gen IFITM3 yang cacat lebih sering diketemukan pada mereka yang dirawat
di rumah sakit akibat flu.
Gen ini mengendalikan protein yang tidak terbentuk dengan sempurna,
sehingga membuat sel lebih rentan terinfeksi virus.
Ditambahkan bahwa mereka yang punya cacat gen bisa dibantu dengan
suntik anti flu untuk melindungi diri.
Para peneliti menemukan bahwa tikus yang memiliki gen IFITM3, lebih
berdaya tahan dari serangan flu dibandingkan dengan tikus yang diambil
gen IFITM3-nya.
Tim ilmuwan dari Amerika dan Inggris juga mengumpulkan contoh gen dari
53 pasien rumah sakit yang dirawat akibat flu.
Tiga diantaranya ternyata mempunyai varian yang cacat, atau kalau
dipukul rata satu untuk setiap 20 orang.
Sementara bukti dari sumber data gen yang meliputi ribuan orang
menunjukkan cacat gen terjadi pada satu dari setiap 400 orang.
Namun para peneliti mengakui temuan mereka masih harus dibuktikan dalam
skala yang lebih luas.
Mereka juga menambahkan bahwa temuan mereka kemungkinan hanya satu dari
teka teki yang menentukan reaksi yang bermacam-macam dari orang
terhadap serangan flu.
Sir Mark Walport -Direktur Wellcome Trust, yang menjadi salah satu
lembaga peneliti mengatakan, ''Selama pandemi flu babi belum lama ini,
banyak diantara kita yang terheran-heran mengapa flu ini bisa mengancam
nyawa satu penderita tetapi hanya sangat ringan untuk yang lain.”
“Temuan ini setidaknya memberi sedikit penjelasan: variasi genetik
memberi dampak bagaimana orang bereaksi terhadap infeksi.''
''Penelitian ini penting untuk menambah pemahaman kita bahwa faktor
genetik ikut juga mempengaruhi dampak penyakit terhadap penderitanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar