welcome to the bill blog

Rabu, 13 Juni 2012

Penggunaan Telepon Genggam Tak Terkait Kanker Otak



alt
Resiko kanker otak pengguna telepon genggam sama dengan bukan pengguna.
Menurut penelitian, penggunaan telepon genggam tidak ada kaitannya dengan peningkatan resiko kanker otak.
Debat tentang resiko penggunaan telepon seluler ini telah terjadi sejak 20 tahun terakhir.
Penelitian terakhir dari Institut Epidemiologi Kanker di Denmark mendata 350.000 orang pengguna telepon seluler dalam 18 tahun terakhir.
Para peneliti menyimpulkan, risiko kemungkinan terserang kanker otak antara para pengguna ponsel dengan mereka yang bukan pengguna memiliki tingkat sama.
Temuan yang diterbitkan pada jurnal medis Inggris itu muncul setelah serangkaian penelitian serupa dengan kesimpulan sama.
Reaksi atas temuan ini beragam. Sejumlah pakar mengatakan hasil penelitian ini meyakinkan kembali orang-orang, namun sejumlah pihak mempertanyakan cara penelitian yang dilakukan. Mereka tidak melibatkan pengguna telepon untuk bisnis, yang sangat bergantung pada telepon genggam.
Bagaimanapun ada juga penelitian yang meragukan keamanan telepon genggam.
WHO menempatkan risiko telepon genggam dalam kategori yang sama dengan kopi. Ini berarti, kaitannya tidak dikesampingkan namun tidak juga dapat dibuktikan.
Departemen Kesehatan Inggris tetap menasehatkan agar mereka yang berusia di bawah 16 tahun untuk menggunakan telepon genggam seperlunya saja dan dalam waktu singkat.
Hazel Nunn, kepala informasi kesehatan pada Cancer Research, Inggris, mengatakan, "Hasil riset ini merupakan bukti terkuat bahwa menggunakan telepon genggam tidak meningkatkan risiko kanker otak atau mengganggu sistem syaraf orang dewasa."
 Seperti dilansir BBC, Profesor Anders Ahlbom, dari Insitut Karolinska Swedia, memuji penelitian ini dan menyatakan temuan para ilmuwan tersebut cukup meyakinkan.
Sementara Profesor David Spiegelhalter, pakar risiko kesehatan dari Universitas Cambridge, Inggris mengatakan,"Penggunaan telepon genggam mulai meningkat pada 1995 dan perbandingan ini mulai dari masa awal."
"Namun tidak adanya bukti resiko tumor otak tetap merupakan bukti yang sangat penting," tambah Spiegelhalter. (Erabaru/BBC.Co.Uk/sua)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar