Para pakar dari Universitas Harvard, Amerika Serikat telah mengkaji
empat penelitian yang melibatkan 350.000 orang dari negara-negara Asia
dan Barat terkait penyebab diabetes.
Mereka meyakini telah menemukan kaitan antara konsumsi beras putih dan
meningkatnya risiko serangan diabetes Tipe 2.
Hasilnya menunjukkan, mereka yang berasal dari negara-negara Asia, yang
cenderung lebih banyak mengkonsumsi nasi putih, memiliki risiko lebih
tinggi terkena penyakit tersebut.
Para peneliti mengatakan dibutuhkan lebih banyak data untuk menguatkan
temuan yang telah dimuat pada Jurnal British Medical tersebut.
Penelitian itu tidak menjelaskan jenis padi yang dimakan atau cara
memasaknya, apakah butir beras panjang atau pendek, ataukah cara
masaknya ditanak atau di goreng.
Semua ini akan berperan dalam menentukan kadar gula dalam darah akibat
kandungan karbohidrat dalam nasi atau disebut glycaemix indeks
makanan.
Kritik lain adalah apa yang terjadi pada kebanyakan masyarakat Asia
tidak bisa diproyeksikan begitu saja pada masyarakat Barat. Harus ada
penelitian khusus tentang orang-orang Barat sendiri terkait konsumsi
makanan.
Dalam penelitian itu juga diketahui setiap empat dari 20 kasus
diabetes--terkait dengan jumlah konsumsi nasi yang berlebih.
Karena itu para pengritik penelitian itu mengatakan tidak ada bukti
hubungan sebab akibat antara konsumsi nasi dengan diabetes.
(Erabaru/BBC/sua)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar